A.
KEPEMIMPINAN
TRANSAKSIONAL
Burns mendefinisikan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang
memotivasi bawahan atau pengikut dengan minat-minat pribadinya. Kepemimpinan
transaksional juga melibatkan nilai-nilai akan tetapi nilai-nilai itu relevan
sebatas proses pertukaran (exchange process), tidak langsung menyentuh
substansi perubahan yang dikehendaki. Kudisch, mengemukakan kepemimpinan
transaksional dapat digambarkan sebagai :
a.
Mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain antara pemimpin dan bawahannya.
b. Intervensi yang dilakukan sebagai proses organisasional untuk
mengendalikan dan memperbaiki kesalahan.
c. Reaksi
atas tidak tercapainya standar yang telah ditentukan.
B. Ciri-ciri Kepemimpinan
transaksional
Kepemimpinan
transaksional sangat memperhatikan nilai moral seperti kejujuran, keadilan,
kesetiaan dan dan tanggung. Kepemimpinan ini membantu orang ke dalam
kesepakatan yang jelas, tulus hati, dan memperhitungkan hak-hak serta kebutuhan
orang lain. Inilah kepemimpinan kepala sekolah dengan mendengarkan keluhan dan
perhatian berbagai partisipan, memutuskan perdebatan dengan adil, membuat orang
bertanggungjawab atas target kerja mereka, menyediakan sumberdaya yang
diperlukan demi pencapaian tujuan.
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a.
Contingent reward
ontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan
untuk kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
b.
Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil
tindakan perbaikan.
c.
Pasive management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
d.
Laissez-faire
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan
keputusan.
C.
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
Istilah kepemimpinan transformasional
terdiri dari dua kata yaitu kepemimpinan (leadership)
dan transformasional (transformational).
Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi
arah kepada individu atau kelompok lain
yang diinginkan.
Istilah transformasional berinduk dari
kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu
menjadi bentuk lain yang berbeda. Misalnya, mengubah energi potensial menjadi
energi aktual atau motif berprestasi menjadi prestasi riil. Jadi, seorang
kepala sekolah bisa disebut menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional,
jika dia mampu mengubah sumber daya baik
manusia, instrumen, maupun situasi untuk mencapai tujuan-tujuan
reformasi sekolah.
Kepemimpinan transformasional adalah
kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain
untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan.[1][5]
Sumber daya yang dimaksud yaitu sumber daya manusia seperti pimpinan,
staf, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, peneliti, dan lain-lain.
Berkaitan
dengan kepemimpinan transformasional ini, Leithwood, dkk (1999) mengemukakan :[2][6]
Transformational
leadership is seen to be sensitive to organization building, developing shared
vision, distributing leadership and building school culture necessary to
current restructuring efforts in schools.
Kepemimpinan
transformasional menggiring SDM yang dipimpin ke arah tumbuhnya sensitivitas
pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangam visi secara bersama,
pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun kultur organisasi
sekolah yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi sekolah.
D. Ciri-ciri Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan
transformasional diprediksikan mampu mendorong terciptanya efektifitas
institusi pendidikan. Jenis kepemimpinan ini
menggambarkan adanya tingkat kemampuan pemimpin untuk mengubah
mentalitas dan perilaku pengikut menjadi lebih baik.
Kepemimpinan
transformasional memiliki makna dan orientasi masa depan (future oriented) institusi pendidikan diantaranya kebutuhan
menanamkan budaya inovasi dan kreatifitas dalam meningkatkan kreativitas dalam
meningkatkan mutu dan eksistensi institusi pendidikan. Hal ini penting karena
warga institusi pendidikan terutama peserta didik berharap banyak untuk
terciptanya institusi pendidikan yang berkualitas, produktif serta profesional
dalam menapaki masa depan dan segala tantangan yang ada.
Ciri pemimpin
transformasional diantaranya:[3][7]
a.
Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b.
Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi
c. Mendorong untuk mencapai
kebutuhan yang lebih tinggi.
Kepemimpinan
transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki karakteristik yang membedakan
dengan gaya kepemimpinan yang lainnya diantaranya:[4][8]
a.
Charisma
Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan,
menimbulkan rasa hormat dan percaya.
b. Inspiration
Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan
upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang sederhana.
c. Intellectual stimulation
Meningkatkan
intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.
d. Individualized consideration
Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada
setiap bawahan secara individual.
0 Komentar untuk ". KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL"